Menyadari Kemampuan Otak
There is no reality; only perception " Hartati Nurwijaya
Pernah menonton sirkus atau atraksi senam yang menampilkan kelenturan tubuh pesenam atau pemain sirkus. Apa yang dapat kita ambil dari kelenturan tubuh adalah sikap kita yang juga harus bisa seperti pegas. Hukum pegas adalah semakin ditekan dia akan akan semakin melejit.
Lihat juga ketika anak-anak bermain lompat-lompatan di kasur pegas, semakin anak kuat menekan pegas maka semakin melenting dia keatas. Seorang manusia yang bahagia biasanya mempunyai karakter yang lentur, lenting dan tahan bantingan. Tidak masalah berapa banyak dia mengalami hal-hal yang mengecewakan dan gagal.
Misalnya wirausahawan yang bangkrut, orang tua bercerai, kemalingan, kehabisan uang, pelajar yang mendapat nilai jelek ataupun seorang kandidat pempimpin yang kalah dalam pemilu. Semua individu pasti pernah mengalami peristiwa yang dianggap buruk atau sial. Jika kita melihat peristiwa yang kita alami sebagai ketidak-beruntungan, maka yang masuk dalam otak dan pikiran kita adalah hal yang negatif. Tidak saya sarankan jika tertimpa musibah langsung menjadi stress. Namun mulailah biasakan mengontrol diri dengan cara bijaksana.
Cara bijkasana jika saya boleh ungkapkan, bersyukurlah setiap hari dengan cara menulis atau menginvetarisir hal-hal apa saja yang membuat hati Anda senang. Sikapilah peristiwa yang dianggap buruk sebagai kejadian yang akan hikmahnya. Hikmah mengandung arti bahwa ada sesuatu yang baik dibalik hal itu.
Dalam konsep spiritual biasa disebut sebagai ujian. Ingat dalam kitab suci disebutkan manusia diciptakan untuk diuji. Otak dan pikiran manusia yang ditimbulkannya setiap saat adalah berisi persepsi, tidak ada hal yang nyata (realitas) di dunia ini.
Jika menurut Anda sesuatu hal itu buruk atau pembawa sial, kenyataannya belum tentu benar atau absolut. Dalam teori sosiologi disebutkan fakta sosial sebagai sui generic, artinya masyarakat, kelompok, individu memandang sesuatu berdasarkan kesepakatan dari sudut pandang mereka.
Misalnya; mogok kerja dianggap sikap patriotik di sebagian masyarakat Yunani. Sebaliknya kelompok masyarakat lain menganggap mogok kerja merupakan hal yang merugikan karena ketika mogok gajinya tidak dibayarkan.
Sama halnya dengan DNA maka otak manusia juga tidak ada yang sama strukturnya. Hal ini dijelaskan kembali oleh Professor Fotini seorang guru besar ilmu biologi dari universitas Athena di Yunani.
Menurutnya otak manusia harus dirawat dan dijaga baik-baik agar dapat menghasilkan pikiran cerdas dan positif. Tiga rahasia agar otak kita cerdas adalah: Memakan makanan yang sesuai untuk perkembangan otak. Misalnya, makanan yang banyak mengandung antioxidant ( buah-buahan), omega3 (telur, ikan dll). Hindari lemak yang berlebihan. Olah raga otak. Otak juga butuh olah raga dengan cara mengisi TTS, rekreasi dan tentu saja berbagai jenis olah raga lainnya. Tidur yang cukup.
Professor Fotini menyatakan bahwa sebagian besar manusia beraktifitas di siang hari, sehingga malam hari haruslah digunakan sebagai waktu tidur. Walau pun kita tertidur namun sel-sel otak tetap bekerja. Jika tiga hal tersebut Anda lakukan, insyaAllah akan terhindar dari penyakit pikun.
Hartati Nurwijaya in Megara - Greece http://sumatra-bali-hartatinurwijaya.blogspot.com/
0 Response to "Menyadari Kemampuan Otak"
Post a Comment