Keluhan diantara Dosen dan Mahasiswa


Biasa dalam suatu perkuliahan diakhiri dengan ujian. Ujian disini untuk menilai apakah siswa mengerti atau tidak. Begitu pula dengan dosen bahwa ada questioner yang dibagikan ke mahasiswa.
Ini ada beberapa perasaan dari dosen mengenai kuesioner. Bagi dosen yang benar, dia tidak akan takut dengan adanya kuesioner. Dosen kelompok ini akan mempunyai perasaan bahwa dia akan mendapatkan hasil yang baik.
Sedangkan dosen yang merasa melakukan kesalahan, dia akan ketakutan dan merasa bahwa diadiawasi dan akan mendapatkan teguran. Maka dia akan protes ke jurusan bahwa dia ada salah apa, kenapa kog dilakukan kuesioner. Apakah dia tidak boleh mengajar lagi kalau salah dll. Apalagi dosen yang baru mengajar, dosen merasa takut, tidak bisa menyampaikan materi, contoh yang diberikan tidak sesuai, kurang memberikan tugas mandiri, hasil ujian tidak memuaskan, suara kurang keras, terlalu banyak istilah yang tidak diketahui siswa dan lainnya.
Keluhan diantara Dosen dan Mahasiswa

Kebiasaan dosen juga berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan kebiasaan dosen dalam mengajar.
Ada dosen yang murah nilai, rata-rata nilai kelas baik, atau boleh dikata jarang ada siswa yang mengulang. Ada pula dosen yang selalu datang terlambat, keterlambatan mulai dari 10 sampai 30 menit. Ada pula dosen yang pulang lebih awal, 10 menit atau lebih sebelum waktunya selesai, oleh dosen tersebut sudah ditutup.
Untuk dosen seperti ini, siswa akan memberikan nilai yang baik jika dilakukan kuesioner. Sedangkan ada dosen yang senang memberi tugas, setiap bertemu selalu ada tugas, datang tidak pernah terlambat, materi selalu diberikan sampai waktu terakhir, dosen juga tegas dalam waktu pengumpulan tugas. Dosen ini tidak disukai oleh siswa pada umumnya, hanya siswa yang pandai dan disiplin yang menyayangi dosen ini.
Dengan mayoritas tidak suka, maka dapat dipastikan nilai kuesionernya jelek. Sedangkan dari sisi siswa, apalagi ada siswa yang sudah terlanjur kena marah dari dosen, atau terkena sindiran yang membuat siswa tersebut malu, atau mendapatkan informasi dari senior mengenai kejelekan dosen tersebut maka kuesioner akan diisi dengan nilai rata kiri semua, alias sangat jelek.
Oleh sebab itu, untuk menjaga agar dosen yang benar, tidak mendapatkan hasil yang jelek, maka kuesioner harus dibuat dengan baik dan benar. Begitu pula dengan kuesioner harus disesuaikan dengan visi dari institusi pendidikan. Begitu pula kuesioner bukan diisi bagi yang ingin mengisi, seperti di web site. Orang untuk mengakses web site dan mengisi kuesioner, paling banyak adalah orang yang mengeluh mengenai dosen yang bersangkutan.
Sehingga hasil kuesioner bisa tidak valid. Sehingga harus dipikirkan dengan mengunakan kertas atau web yang paling sesuai untuk menerima kuesioner. Dan bagi dosen, masukkan tidak diterima sebagai suatu yang diperbantahkan, tetapi sebagai bahan masukan bagi dosen untuk introspeksi diri. Dan dengan diterimanya keluhan itu oleh si dosen maka dosen ini akan semakin baik dan semakin maju. Bukan sebagai dosen, sebagai siswa, karyawan ataupun pemerintah sama saja, jika
dia mendapatkan nilai buruk.
Kita harus ingat bahwa orang yang selamat adalah bukan orang yang kuat, atau orang yang berbadan besar, tetapi orang yang dapat dengan mudah beradaptasi. Keluhan atau kritik pedas yang diterima melalui kuesioner, janganlah menjadi hambatan, tetapi keluhan atau kritik pedas adalah masukan yang berharga.
Jadi kita harus menerima keluhan atau kritik tersebut, untuk membuat kita bisa berubah dan beradaptasi lagi menjadi lebih baik.
Oleh :Agus Putranto, S.Kom

0 Response to "Keluhan diantara Dosen dan Mahasiswa"

Post a Comment